Home » » Menyusun Strategi Pembelajaran Bina Diri

Menyusun Strategi Pembelajaran Bina Diri



D. Menyusun Strategi Pembelajaran


Penyusunan strategi pembelajaran haruslah didasarkan atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai kriteria utama. Di samping itu, penyusunan tersebut didasarkan pula atas pertimbangan lain, yaitu hambatan yang mungkin dihadapi pengembang pembelajaran atau guru, seperti waktu, biaya, fasilitas. Tidak ada strategi yang tepat untuk mencapai semua tujuan. Urutan kegiatan pembelajaran pada penyajian, misalnya, belum tentu selalu UCL (Uraian, Contoh dan Latihan) mungkin dapat berbentuk CUL. Sedangkan urutan kegiatan pembelajaran pada pendahuluan yang tersusun DRT (Diskripsi Singkat, Relevansi dan TP) dan penutup yang terdiri dari TUT (Tes Formatif, Umpan Balik, dan Tindak Lanjut) tampaknya tidak perlu mengalami perubahan.

Setiap urutan kegiatan seperti DRT – UCL – TUT atau urutan yang lain, selalu diikuti pemilihan metode dan media serta penentuan waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.

Khusus mengenai penentuan waktu bagi setiap kegiatan, di samping menggunakan kegiatan sebagai kriteria, juga pemgembang pembelajaran, menggunakan jenis metode dan media sebagai kriteria lain. Ini berarti penentuan waktu setiap kegiatan tersebut dilakukan atas pertimbangan langkah dalam urutan kegiatan seperti D, R, T. U, C, L, T, U, T dan komponen metode dan media yang digunakan. Perubahan pada metode dan media tersebut memungkinkan perubahan waktu yang dibutuhkan guru dan peserta didik. Karena itu penyusunan metode pembelajaran harus dilakukan dengan mengintegrasikan keempat komponen yang tergabung di dalamnya, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media dan waktu. Kekurangan salah satu di antaranya akan menghasilkan strategi pembelajaran yang kurang komperhensif untuk dijadikan dasar dalam pengembangan bahan belajar atau sistem pembelajaran.


E. Memilih dan Menetapkan Metoda pembelajaran

Sebagai cara/strategi guru yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, metode pembelajaran terdiri dari berbagai jenis. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada satu metode pun yang dapat dikatakan lebih baik dari metode lainnya.

Satu hal yang harus diingat sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran adalah bahwa tidak satu pun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran. Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran pemilihan metode menjadi sangat penting artinya.

Untuk memilih suatu metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui jenis-jenis metode yang ada, khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Selain itu kita juga harus mengetahui tujuan yang akan dicapai, jenis materi, dan peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran

Berikut ini adalah sebagian dari metode yang biasa digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran.

a. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan bentuk penjelasan guru kepada peserta didik berupa kata-kata dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan guru hanyalah daftar topik yang akan diuraikan dan media visual yang sederhana.
Metode ini tepat untuk diterapkan bila :

1) Kegiatan pembelajaran baru dimulai;

2) Waktu terbatas, sedangkan informasi yang akan disampaikan banyak;

3) Jumlah peserta didik banyak, sedangkan guru tidak ada yang membantu dan jumlah yang membantu tidak memadai.

Selain mempunyai berbagai kelebihan, metode ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut :

1) Partisipasi peserta didik rendah;
2) Kemajuan peserta didik sulit dipantau;
3) Perhatian dan minat peserta didik tidak dapat dipantau;
b. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang mencontohkan pelaksanaan satu keterampilan atau proses kegiatan yang sebenarnya. Penggunaan metode ini mempersyaratkan keahlian guru dalam mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Setelah demonstrasi, peserta didik diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama di bawah suvervisi guru.

b. Metode demonstrasi tepat digunakan bila :

1) Kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang (internship), atau latihan kerja.
2) Materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak psikomotor, petunjuk sederhana
3) Guru bermaksud menggantikan dan menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.
4) Guru bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.

Kesulitan penggunaan metode demonstrasi adalah mendapatkan orang yang bukan saja ahli dalam medemonstrasikan keterampilan atau prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga mampu menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikannya secara verbal.

c. Metode Penampilan

Metode penampilan berbentuk pelaksanaan praktik oleh peserta didik di bawah supervisi dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang telah diterima atau diamati peserta didik.

Untuk menggunakan metode ini guru harus :

1) Memberikan penjelasan yang cukup kepada peserta didik selama peserta didik berpraktik..
2) Melakukan tindakan pengamanan sebelum kegiatan praktik dimulai untuk keselamatan peserta didik dan alat-alat yang digunakan.

Metode penampilan ini tepat digunakan bila :
1) Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan;
2) Kegiatan pembelajaran bersifat formal, latihan kerja atau magang;
3) Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menerapkan apa yang dipelajarinya ke dalam situasi sesungguhnya;
4) Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja;
5) Dapat disediakan suvervisi dan bimbingan kepada peserta didik secara dekat selama praktik;

Kesulitan menggunakan metode ini adalah :
1) Membutuhkan waktu panjang, karena peserta didik harus mendapat kesempatan praktik sampai mencapai hasil yang baik.
2) Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh, dan dipelihara secara terus menerus;
Membutuhkan guru atau fasilitator yang lebih banyak, karena setiap guru atau fasilitator hanya dapat membantu sejumlah kecil peserta didik

d. Metode Simulasi.

Metode ini menampilkan kegiatan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Untuk menggunakan Metode Simulasi perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1) Pada tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat di bawah realitas. Peserta didik diharapkan mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya;
2) Pada tahap pertengahan proses belajar, diperlukan tingkat realitas yang memadai. Peserta didik diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan keterampilan-keterampilan.
3) Pada tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang tinggi.
4) Peserta didik diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya.

Metode ini sesuai diterapkan untuk :

1) semua tahap belajar
2) pendidikan formal atau magang
3) memberikan kejadian-kejadian yang analogis
4) memungkinkan praktik dan umpan balik dengan resiko kecil
5) diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri

Tetapi metode Simulasi ini mempumyai kelemahan sebagai berikut :

1) Biaya pengembangan bahan-bahannya tinggi dan perlu waktu lama
2) Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harga dan pemeliharaannya.
3) Resiko bagi peserta didik atau guru tinggi






Alternatif Pendekatan/ Model Pembelajaran Bina Diri .............................

2 komentar:

  1. GOOD GOOD... MAKASIH ILMUNYA.. SUKSES TERUS MASS...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uni sukses jg to you.. mkasih dah mampir di blogqu....

      Hapus